Kebutuhan
properti untuk hunian maupun non hunian akan terus berkembang terus.
Bahkan, khusus untuk hunian murah bagi rakyat kecil, pemerintah dan
pengembang harus memberikan perhatian khusus.
Salah
satu indikator keberhasilan pemerintah memberikan kesejahteraan pada
rakyatnya adalah pemerintah mampu menyediakan pasokan hunian murah.
Pemerintah harus bersinergi dengan perbankan dan pengembang agar pasokan
hunian murah untuk rakyat kecil bisa terjaga.
Melalui
program Satu Juta Rumah yang telah dilaunching pemerintah pekan lalu,
seakan-akan pemerintah ingin menunjukkan bukti bahwa pemerintah peduli
rakyat kecil di sektor perumahan.
Namun,
sejumlah pengembang ternyata pesimistis target pemerintah membangun
satu juta rumah pada 2015 dapat terwujud. Meski begitu, pengembang tetap
berupaya maksimal membantu pemerintah dalam menyediakan rumah murah,
sehingga masyarakat mampu untuk membeli rumah yang dibutuhkan.
Untuk
merealisasikan program Satu Juta Rumah ini, Bank BTN menjemput bola
dengan menyelenggarakan pameran rumah di 12 kota dengan promosi khusus
selama pameran.
Bank
BTN serius untuk merealisasikan program sejuta rumah yang telah
dicanangkan oleh Presiden RI di Semarang 29 April 2015 lalu. Sejumlah
aksi telah dilakukan oleh Bank BTN. “Kami serius untuk bagaimana dapat
mempercepat realisasi dari program tersebut. Termasuk menggelar pameran
perumahan di 12 kota yang kami lakukan saat ini. Kegiatan ini merupakan
rangkaian dari strategis korporasi dalam menjaring masyarakat yang ingin
membeli rumah dengan skim KPR sekaligus dalam rangka pemenuhan program
sejuta rumah,” terang Mansyur S. Nasution, Direktur Kredit Bank BTN
menjelaskan usai membuka BTN Housing Expo 2015 di Cibinong, Jumat (8/D).
Mansyur
menjelaskan BTN Housing Expo 2015 ini diselenggarakan di 12 kota
meliputi Bekasi, Tangerang, Cirebon, Banjarmasin, Bogor, Cimahi,
Makassar, Pekanbaru, Pontianak, Palembang, Medan dan Sidoarjo. Dalam
pameran ini Bank BTN adalah satu-satunya sebagai bank penyedia fasilitas
KPR untuk pembelian rumah-rumah yang dipamerkan. Dalam pameran ini
masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas KPR dengan sistem konvensional
dan syariah untuk hunian rumah subsidi dan non subsidi dengan harga
maksimal 400 juta rupiah. Selain itu masyarakat juga dapat memperoleh
informasi tentang rumah kosong (rukos) agunan kredit bermasalah di Bank
BTN wilayah Jabodetabek. “Kami juga membuka booth layanan Tabungan BTN
Perumahan sekaligus untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang
akan membeli rumah ataupun menabung,” jelas Mansyur.
Masyarakat
yang akan membeli rumah selama pameran akan mendapatkan promosi khusus.
Untuk KPR Subsidi promosi khusus yang diberikan adalah bebas biaya
administrasi dan Uang Muka ringan minimal 1 persen. Sementara untuk KPR
Non Subsidi promosi yang diberikan adalah bebas biaya administrasi, uang
muka ringan antara 5 persen sampai dengan 10 persen, diskon biaya
provisi 50 persen dan suku bunga kompetitif. hay/E-6
Serbu Wilayah Penyangga Jakarta
Sejumlah
pengembang menggelar pameran rumah murah untuk masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) dan segmen kelas menengah. Pameran rumah
murah ini akan dilakukan roadshow di beberapa kota di Indonesia. Pameran
bertama dilakukan di Cibinong City Mall pada 8 hingga 17 Mei 2015.
Pameran
ini salah satu respons pengembang mendukung program Satu Juta Rumah
yang digagas pemerintah. Pameran ini didukung Asosiasi Pengembang
Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jabodetabek.
Nur
Wahid, Ketua Panitia Housing Expo 2015 Bursa Rumah Murah, mengatakan
pameran tersebut diikuti oleh 36 anggota Apersi yang mengembangkan
rumahnya di kawasan Bogor.
“Dari
36 pengembang itu kita punya 54 lokasi di seluruh Bogor,” ujarnya. Nur
menjelaskan masing-masing pengembang kebanyakan membangun perumahan
murah jenis tapak. Dari 54 lokasi tersebut sebanyak 50 lokasi merupakan
hunian tapak. Adapun tiga lokasi untuk hunian vertikal dan satu lokasi
untuk bangunan proyek bisnis.
Dia
menjelaskan para pengembang yang tergabung dalam Apersi itu juga
membangun di sejumlah daerah penyangga Jakarta antara lain Depok,
Tangerang dan Bogor Kota.
“Pameran ini semua diadakan atas kerja sama dengan Bank BTN. Karena kalau ada pameran Apersi di situ ada BTN,” paparnya.
Ketua
Umum Apersi, Anton R Santoso mengatakan, Apersi berkomitmen menjadi
mitra pemerintah di sektor properti. Pengembang yang tercatat sebagai
anggota Apersi akan terus membantu pemerintah memngembangkan perumahan
murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Apersi mendukung pemerintah menciptakan iklim regulasi yang konkrit
untuk membantu keterjangkauan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
dalam memiliki rumah bersubsidi,” kata Anton.
Selain
itu, harus juga ada kemudahan yang bisa diberikan pemda juga berupa
pembebasan izin mendirikan bangunan (IMB), PPN, infrastruktur jalan
maupun listrik, dan sebagainya. Selama ini, pembangunan rumah subsidi
selalu jauh dari kota sehingga konsumen juga malas menghuni,” katanya.
Dia
mengatakan, pihaknya menyambut positif rencana pemerintah untuk mencari
tambahan pendanaan, baik dari Bank Dunia, ADB, Bapertarum, dan BPJS
Ketenagakerjaan.
Namun,
katanya, kesemua itu harus ada payung hukum yang jelas, agar dikemudian
hari tidak menimbulkan masalah baru. Namun diakuinya, program rumah
murah masih dibayangi banyak kendala di lapangan, terutama di
daerah-daerah. Kendala itu terutama soal regulasi dan ketegasan
pemerintah dalam pembangunan rumah murah ini. hay/E-6
Percepatan Kredit KPR
Dalam
mendukung program sejuta rumah Bank BTN telah menyiapkan program 5
SIAP. Baik itu kesiapan dari sisi SDM, Teknologi, Proses Bisnis,
Pendanaan dan Supply Rumah telah kami siapkan untuk mendukung percepatan
realisasi program tersebut. Bank BTN telah menyiapkan pemenuhan
kapasitas dan kompetensi SDM pemroses kredit, baik itu subsidi maupun
non subsidi meliputi tenaga analis, loan marketing, loan service dan
loan administration.
Kami
juga telah meningkatkan kapasitas Teknologi Informasi melalui system
aplikasi kredit yang terintegrasi. Bank BTN juga sudah melakukan
percepatan pelayanan dan proses kredit secara fokus, baik untuk KPR
subsidi maupun KPR non subsidi. Termasuk dalam hal ini menambah jaringan
pelayanan dan proses kredit melalui kantor layanan Bank BTN di
daerah-daerah.
Disamping
itu Bank BTN sudah melakukan beberapa alternatif dana pendamping untuk
mendukung program sejuta rumah tersebut. Walaupun pemerintah menyiapkan
alokasi dana untuk program ini, karena kapitalisasinya pasti besar, maka
kami juga sudah menyiapkan alternatif pendanaannya. Dan untuk mendukung
kesiapan rumah di lapangan, kami siap dengan supply rumah yang
dibutuhkan. Ini karena Bank BTN telah menjalin kerjasama dengan lebih
dari 3000 pengembang perumahan seluruh Indonesia untuk membiayai lebih
dari 600.000 unit KPR.
Mansyur
mengatakan melalui berbagai aksi korporasi dan peningkatan kualitas
infrastruktur bisnis yang dilakukan Bank BTN, perseroan optimistis mampu
mendukung pembiayaan program sejuta rumah, sekaligus menopang kinerja
perseroan. Ini adalah komitmen Bank BTN, sebagai bank milik negara,
memberikan dukungan bagi suksesnya program pemerintah sekaligus
mewujudkan hak asasi seluruh warga negara Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya akan sebuah rumah yang layak dengan cara mudah, cepat
dan murah
Kamis, 14 Mei 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar