berjangka naik pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) didorong dolar
Amerika Serikat (AS) berbalik arah ke level terendah. Hal itu ditambah
sentimen bursa saham global melemah menjelang data non-farm payroll pada
akhir pekan ini.
Di awal perdagangan, harga emas di pasar spot sempat melemah kemudian
menguat. Harga emas naik 0,4 persen ke level US$ 1.192,80 per ounce.
Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni ditutup naik US$ 6,4 per
ounce ke level US$ 1.193,20.
"Pelemahan dolar AS membantu mengangkat harga emas," ujar Senior
Analis Deutsche Borse MNI Tony Walters, seperti dikutip dari laman Herald Sun, Rabu (6/5/2015).
Dolar AS berbalik arah melemah terhadap mata uang utama. Euro relatif
stabil terhadap dolar setelah jatuh 0,7 persen. Sementara itu, para
trader mengatakan, aksi jual di treasury AS juga mempengaruhi harga
emas.
"Harga emas akan ke level US$ 1.200, dan kemudian ketika dolar mulai
berbalik sedikit maka harga emas kembali goyah. Selain itu, melemahnya
euro membebani harga emas," ujar Analis HSBC Securities, Jim Steel.
Sebelumnya harga emas jatuh ke level terendah terendah dalam enam
minggu dari US$ 1.170 setelah bank sentral AS/The Federal Reserve
mengindikasikan melihat perlambatan ekonomi AS hanya sementara, dan
tidak menutup kemungkinan kenaikan suku bunga pada 2015.
"Data AS akan terus menjadi sangat penting. Jika itu baik, akhirnya
akan mendapatkan harga emas lebih rendah," kata Analis Natixis Bernard
Dahdah.
Meski demikian, kenaikan suku bunga AS mungkin terjadi pada September 2015 dibandingkan Juni. Dahdah mengatakan, harga emas mungkin akan tetap berada di kisaran sekarang, dan tidak akan turun secepat yang diperkirakan sebelumnya.
Harga komoditas lainnya seperti perak naik 0,8 persen menjadi US$
16,58 per ounce setelah naik ke level tertinggi dalam empat minggu.
Harga platinum menguat 0,2 persen menjadi US$ 1.142,49 per ounce.
Sementara itu, harga paladium naik 1,5 persen menjadi US$ 792,05 per
ounce
Selasa, 05 Mei 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar